Kerja Kreatif dan Rewards
Memberi rewards pada kerja-kerja kreatif bukan sebatas melihat hasil lalu mengesampingkan proses. Proses supaya menjadi "hasil" itu panjang. Nilainya mahal juga makan waktu: perlu belajar, kursus ini-itu, tanya sini-situ, diskusi ini-itu, gesekan sana-sini, belum lagi ditambah perihal tetek-bengek rela lembur-lemburan begadang, tidak makan, keluar ongkos, dan masih banyak lagi kegiatan berdarah-darahnya. Jika point-nya dipahami menggunakan logika dan akal sehat, yakinlah tidak bakal muncul pernyataan nyeleneh macam: ah begini aja, begitu-doang, kalau cuma buat gini sih juga bisa, ini sih gampang dan sebagainya. Saya yakin dan percaya mereka yang beranggapan seperti itu mudah-mudahan dilubuk hatinya yang terdalam walau sekecil apapun masih ada anggapan bahwasannya hidup ada yang harus dibiayai, ada juga yang harus dihidupi, belajar ya butuh biaya, kursus ya juga, makan ya butuh biaya, bahkan berkarya sendiri pun perlu biaya. Sayangnya ketidakmampuan memahami hal kecil ini justru malah sering terjadi pada banyak orang (pelaku kreatif) yang sering saya temui, padahal sudah seharusnya mereka lebih dahulu paham. Jadi tidak perlu dulu bicara yang tinggi-tinggi itu, yang jelimet-jelimet itu, jikalau hal kecil saja lalai dan terabaikan. Saya pun pernah beberapa kali terjebak pada situasi seperti ini, apalagi ketika mendapat order/pesanan pekerjaan membuat illustrasi dari teman, antara bisnis dan pertemanan kemudian bisa jadi serba salah dan ngapok'i.
Memberi rewards pada kerja-kerja kreatif bukan sebatas melihat hasil lalu mengesampingkan proses. Proses supaya menjadi "hasil" itu panjang. Nilainya mahal juga makan waktu: perlu belajar, kursus ini-itu, tanya sini-situ, diskusi ini-itu, gesekan sana-sini, belum lagi ditambah perihal tetek-bengek rela lembur-lemburan begadang, tidak makan, keluar ongkos, dan masih banyak lagi kegiatan berdarah-darahnya. Jika point-nya dipahami menggunakan logika dan akal sehat, yakinlah tidak bakal muncul pernyataan nyeleneh macam: ah begini aja, begitu-doang, kalau cuma buat gini sih juga bisa, ini sih gampang dan sebagainya. Saya yakin dan percaya mereka yang beranggapan seperti itu mudah-mudahan dilubuk hatinya yang terdalam walau sekecil apapun masih ada anggapan bahwasannya hidup ada yang harus dibiayai, ada juga yang harus dihidupi, belajar ya butuh biaya, kursus ya juga, makan ya butuh biaya, bahkan berkarya sendiri pun perlu biaya. Sayangnya ketidakmampuan memahami hal kecil ini justru malah sering terjadi pada banyak orang (pelaku kreatif) yang sering saya temui, padahal sudah seharusnya mereka lebih dahulu paham. Jadi tidak perlu dulu bicara yang tinggi-tinggi itu, yang jelimet-jelimet itu, jikalau hal kecil saja lalai dan terabaikan. Saya pun pernah beberapa kali terjebak pada situasi seperti ini, apalagi ketika mendapat order/pesanan pekerjaan membuat illustrasi dari teman, antara bisnis dan pertemanan kemudian bisa jadi serba salah dan ngapok'i.